Besok ... ... ... Selasa, 30 Juli 2013 kalian akan turun ke jalan lagi ...
Jutaan lautan manusia akan mengalir ke pusat kota.
Tentunya tidak akan ada yang dapat mencegahmu saudaraku ...
Jika dicegah, kalian pasti akan menjawab dengan lantang ... ... ...
Jutaan lautan manusia akan mengalir ke pusat kota.
Tentunya tidak akan ada yang dapat mencegahmu saudaraku ...
Jika dicegah, kalian pasti akan menjawab dengan lantang ... ... ...
KAMI RINDU KESYAHIDAN ...
Masih sangat jelas di pelupuk mataku aksi kalian selama ini ...
Kalian berwudhu dan membawa mushaf Al Qur'an untuk mengisi waktu senggang.
Membawa kain kafan sendiri agar tidak merepotkan.
Ukhti ... kenapa kalian menuliskan nama kalian di tangan ...
Seakan kalian begitu yakin dan penuh semangat menjemput seni kematian yang indah ...
Tak peduli tua muda bahkan anak kecil sekalipun ...
Tak lama kemudian ... Ketika ingin kulihat kalian sahur ...
Sungguh hati ini tersayat, mata ini berkaca-kaca ...
Jantung terasa terpacu ...
Ketika teriakan Takbir dan Tahlil bersahutan ...
Tangan-tangan penuh darah yang melambai ...
Lantai yang dibanjiri darah ...
Kepala yang hancur ...
Tubuh yang terkoyak ...
Nanar ku tatap senyum itu ...
Senyum dari kalian yang sudah tak bernyawa ...
Walau mata terpejam dan wajah penuh darah.
Aku seakan tak percaya kalian telah tiada ...
Ya Alloh kami mengadu kepada-Mu tentang
lemahnya kekuatan kami, sedikitnya daya upaya kami, dan pandangan hina
orang lain kepada kami, wahai Dzat yang Paling Menyayangi ...
Engkaulah
Rabb orang-orang yang tertindas dan Engkaulah Rabb kami, jangan biarkan
kami mengurus diri kami sendiri tanpa bantuan-Mu.
Ya Alloh jangan
biarkan kami mengurus diri kami sendiri tanpa bantuan-Mu sekejap mata
pun, dan jangan serahkan kami kepada siapa pun di antara makhluk-Mu.
اللَّهُمَّ
انْصُرْ إخْوَانَنَا فِي مِصْرَ عَلَى أَعْدَاءِ الإِسْلاَمِ.
وَانْصُرْهُمْ عَلَى كُلِّ مَنْ وَالَى أَعْدَاءَكَ وَعَادَى
أَوْلِيَاءَكَ، وَكُلِّ مَنْ رَفَضَ شَرِيْعَتَكَ وَاضْطَهَدَ دَعْوَتَكَ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ يُرَدُّ عَنِ
القَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَحْبِطْ يَا ذَا الْكَيْدِ
الْمَتِيْنِ كَيْدَهُمْ، وَأَبْطِلْ يَا خَيْرَ الْمَاكِرِيْنَ مَكْرَهُمْ.
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَهُمْ سَبِيْلاً عَلَى أَحَدٍ مِنْ عِبَادِكَ
الْمُؤْمِنِيْنَ.
Ya Alloh, tolonglah saudara-saudara kami di Mesir
atas musuh-musuh Islam, tolonglah mereka dalam menghadapi semua yang
membantu musuh-musuh-Mu dan memusuhi wali-wali-Mu, serta siapa pun yang
menolak syariat-Mu dan menekan dakwah-Mu.
Ya Alloh, turunkan kepada
mereka hukuman-Mu yang tak kan terhindarkan dari orang-orang yang
berbuat jahat.
Ya Alloh, wahai Pemilik tipu daya yang kokoh, lenyapkan
tipu daya dan makar mereka.
Ya Alloh, jangan biarkan satu jalan pun bagi
mereka untuk menghinakan seorang pun di antara hamba-hamba-Mu yang
beriman.
----------------------------------------------------------------
Imam Masjidil Haram Makkah, Syaikh Mahir bin Hamad Al Muaiqili menangis
saat membaca doa qunut untuk Mesir dalam rangkaian shalat tarawih, Islam Memo melaporkan 17 Juli 2013. Dan dibawah ini videonya ...
=========================================================
Maafkan Aku Syuhada!.
(Ketika Syuhada Mesir itu Tersenyum).
Ketika butir-butir peluru menembus dadamu dan darah sucimu mengalir ke muara keabadian.
Malaikat menerbangkan ruhmu ke arasy tanpa batas.
Kau guratkan senyum di wajahmu yg sublim.
Yang tak sepenuhnya dimengerti oleh orang-orang bebal.
Yang hatinya terus diharu-biru pesona dunia.
Langit pun bergetar kerinduan menyambutmu.
Dan di atas sana berjuta Malaikat melintas, merendahkan sayap-sayapnya yang putih berkilauan dalam khidmat kesunyian.
Melantunkan zikir dalam desah keharuan tak terperi.
Menabur aroma kesturi, harum surgawi.
Sementara aku di sini hanya duduk termangu.
Dalam pangkuan setan yang terus membuai angan-angan agar tetap merajut
mimpi,
meraih maghfirah dalam dengkurku yang biadab,
justru di malam-malam yang nilainya seribu bulan.
meraih maghfirah dalam dengkurku yang biadab,
justru di malam-malam yang nilainya seribu bulan.
Maafkan aku syuhada.
Kami terlalu naif utk disebut sebagai muslim.
Sejatinya senyummu sebuah pesan yang menusuk hatiku paling dalam.
Sekali lagi maafkan aku yang terlalu bebal untuk menangkap pesanmu.
(Abu Ridha, Selasa 30 Juli 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar