Malam ini, Ahad 22 Juni 2014 jam 11 lewat 9 Menit, admin tiba-tiba saja
ingin membuka akun Facebook. Setelah Facebook dibuka ... Status yang
berseliweran tentang debat capres ketiga yang katanya baru saja selesai.
Admin sendiri tidak menonton debat pertama, hanya sebentar saat debat kedua
dan tidak menonton lagi saat debat ketiga.
Admin jadi ingin menulis di blog ini ... Pertama, saya tidak berminat menyaksikan acara debat tersebut karena calonnya hanya ada dua orang saja. Admin berpikir, rasanya kurang seru kalau cuma berdua debatnya ^_^ . Kedua, dilihat dari segi keseluruhan ada perbandingan yang jauh dari kedua calon tersebut. Saya membayangkan, tentunya tidak akan seru jika mereka berdebat.
Nah ... Sekarang ke inti tulisan ini, yang ketiga ... Di banyak status Facebook yang berseliweran itu paling banyak adalah tentang pernyataan "Akan mendukung kemerdekaan Palestina".
Terus terang admin langsung nyengir waktu baca status para sahabat Facebook tersebut. Bukan apa-apa, tentunya kita sama-sama tahu dari kubu merekalah ucapan-ucapan "Ngapain urus Palestina, negara sendiri aja masih susah" atau "Ngapain bantu Palestina, negara sendiri masih banyak musibah", dan lainnya. Biasanya ini terjadi saat mereka melihat ada Munasharah Palestina, Konser Palestina atau Seminar Palestina. Jadi tidak perlulah kita mencari kontribusi mereka terhadap rakyat Palestina selama ini.
Admin pribadi bukan tipe orang yang menyukai retorika atau slogan semata, tapi melihat aksi nyata. Setahu saya, justru Prabowo-lah yang memperlihatkan aksi nyata tersebut sejak beberapa tahun yang lalu. Ada kedekatan pribadi antara Prabowo Subianto dengan Raja
kerajaan Yordania, dan negara Yordania adalah pintu keluar masuk utama Palestina ke negeri tetangga.
Kedekatan yang bermula dengan persamaan sesama
komandan pasukan khusus negara masing-masing, persamaan hobi terjun
payung, hingga persamaan pengetahuan soal senjata dan latar belakang
pendidikan luar negeri berbasis sistem pendidikan di Inggris. Persamaan yang berlanjut menjadi kunjungan
pusat pelatihan pasukan Kopassus di Batu Jajar. Kunjungan yang kemudian
berlanjut dengan hibah 11 tank dari Yordania kepada Kopassus dan lain
sebagainya.
Puncaknya, saat Prabowo diberhentikan dengan hormat dari ABRI tahun 1998 dan melakukan kunjungan ke Yordania. Raja Abdullah II
menyambut dengan upacara kemiliteran besar-besaran serta meminta Prabowo
menginspeksi pasukan tentara Yordania yang sedang berbaris rapi.
Upacara yang membuat Prabowo bertanya “Kenapa
saya mesti disambut dengan upacara militer? Sedangkan saya bukan lagi
seorang jenderal?”
Sahabatnya, Raja Abdullah II dengan tersenyum menjawab: “Akan kutunjukan apa itu prinsip padang pasir…”
“Apa itu, sahabatku?”
“Bahwa teman adalah saudara. Selamanya…”
Jawaban penjelasan prinsip yang juga merupakan
sebuah janji itu semakin membuat Prabowo terharu serta menjadi kikuk
saat ditawari untuk menjadi warga negara kehormatan di kerajaan
tersebut. Dengan halus tawaran tersebut ditolaknya karena tidak ada
sistem kewarganegaraan ganda di Indonesia.
Beberapa belas tahun kemudian, tepatnya pada hari Kamis, 13 September 2012, Bashaer Othman walikota Allar, Palestina (Walikota termuda yang berusia 16 tahun) berkunjung ke Indonesia. Prabowo
menunjukan ketakjuban serta doa harapan untuk rakyat Palestina.
“Kami berdoa kepada rakyat Palestina agar lepas
dari penderitaan menuju kedamaian,” jelasnya kepada mantan walikota termuda itu.
Saya jadi berpikir ... Jika Alloh SWT mengizinkan Prabowo Subianto memimpin negeri ini dengan modal persabahatan
yang kuat dengan Yordania, negara pintu akses ke Palestina, beliau mampu
memperkuat lagi hubungan yang sebelumnya, tentunya akan lebih mudah mendesak terbentuknya perdamaian di bumi yang diberkahi Alloh SWT ... Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar