CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 06 April 2012

HABIB NABIL AL- MUSAWA MENANGIS DI RUMAH HIDAYAT NUR WAHID

Tulisan ini adalah tulisan yang dibuat ketika Hidayat Nur Wahid masih menjabat sebagai ketua MPR RI periode 2004 - 2009.

Bismilaahhir Rahmaanir Rahiim,

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara buka bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA di rumah dinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah. Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tersebut, maka dalam hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi rumah ini.

Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi, aksesori yang ada, hiasan di dinding. Subhanallah, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun. Ketika saya masuk ke rumah tersebut saya memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat-pejabat lainnya.

Lagi-lagi saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yang dipakai teman-teman pejabat yang lain disana). Ternyata beliau masih ustadz Hidayat yang saya kenal dulu, yang membimbing tesis S2 saya dengan judul: Islam dan Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut). Terkenang kembali saat-saat masa bimbingan penulisan tesis tersebut, dimana saya pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yang menunggu ingin bertemu.

Saya kebagian yang terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa saya dengan senyum: "MAA MAADZA MASAA’ILU YA NABIIL?"
Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yang makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma dan air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba’da isya dan tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam dan luar negeri yang ingin wawancara.

Tidak terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dengan beliau, saya masih punya kesempatan bercanda dengan keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar-benar sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dalam kebenaran dan membela rakyat. Tidaklah yang disebut istiqamah itu orang yang bisa istiqamah dalam keadaan di tengah-tengah berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yang lemah ini.

Adapun yang disebut istiqamah adalah orang yang mampu tetap konsisten di tengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yang amat jahat dan menipu. Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dengan asesori lampu-lampu jalan yang mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pada supir DR Hidayat: "Rumah siapa saja yang diseberang itu?"
Maka jawabnya: "Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar".
Dalam hati saya berkata: "Alhamdulillah bukan menteri PKS".
Saat pulang saya menyempatkan bertanya pada ustadz Hidayat: "Ustadz, apakah nomor HP antum masih yang dulu?"
Jawab beliau: "Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan ke saya".
Kembali airmata saya menetes. Alangkah beratnya cobaan beliau dan khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah Nabi Saw yang bersabda bahwa orang pertama yang dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya berdoa: "Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yang adil dan dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dalam memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB".

Penulis: Habib Nabil Al-Musawa

Habib Nabil lahir di Cianjur empat puluh tahun yang lalu. Ayahnya bernama Ali bin Abdurrahman al-Musawa lahir di Palembang sedang kakeknya kelahiran Makkah. ”Hanya saja, setelah Perang Dunia II, kami terputus hubungan dengan kakek.” ungkap Habib. Adik kakek Habib Nabil, yaitu Habib Muhsin al-Musawa adalah pendiri Ma’had Darul Ulum al-Diniyyah yaitu pesantren pertama kali berdiri untuk orang Indonesia di Makkah. Saat ini sudah menjadi besar, bahkan diakuisi oleh pemerintah Arab Saudi dan dijadikan untuk umum. Banyak tokoh yang sudah lahir dari pesantren itu, salah satunya adalah Habib Muhammad bin Alwi al-Maliki.

Istri beliau adalah seorang keturunan ke-35 dari Rasulullah, yaitu Syarifah Faridah al-Haddad yang merupakan keturunan dari Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, sang pemilik Ratibul Haddad, sebuah kitab berisi zikir dan wirid yang ma’tsur serta banyak diamalkan di kalangan umat Islam Indonesia. Syarifah Faridah banyak mengelola majelis taklim di Cianjur, Bogor dan sekitarnya.

Salah satu adik Habib Nabil adalah Habib Mundzir bin Ali al-Musawa, pemimpin Majelis Rasulullah yang berpusat di Masjid al-Munawar Pancoran. Majelis Rasulullah adalah tempat berkumpul para alumni Ma’had Darul Musthafa asuhan Habib Umar bin Hafidz dari Tarim Hadramaut, Yaman. Secara informal, Habib belajar ilmu-ilmu alat dan syariat kepada kakek, yaitu Habib Abdurrahman bin Ali al-Musawa. Juga kepada ayah dan paman beliau yang lama di Makkah dan Madinah. Setelah itu sempat belajar di Pesantren al-Khairat Condet asuhan Habib Salim Segaff al-Jufri (MENSOS). Selain itu, Habib sendiri pernah mengenyam short course yang diadakan oleh Universitas Madinah selama 2 bulan atas undangan WAMY (World Assembly Moslem Youth) di tahun 1993. Habib Nabil sendiri adalah anggota DPR RI fraksi PKS dari komisi IV untuk periode 2009 -2014.

LIHAT PROFIL HIDAYAT NUR WAHID KLIK DI SINI

BACA JUGA YANG INI:



2 komentar:

  1. Hi, cool post. I have been thinking about this topic,so thanks for sharing. I will probably be subscribing to your blog. Keep up great writing!!!
    1987 Subaru Justy AC Compressor

    BalasHapus
  2. HELLO SHEENA..........
    Thanks for the visit and the support ..... hopefully all of our writing can be beneficial for everyone. Obviously the benefits are good and useful ... Let us spread useful knowledge.

    BalasHapus