Masya Alloh, alangkah tidak pantasnya diri ini jika disebut
sebagai kader Ikhwanul Muslimin, malu sungguh ... Baru ngaji 8 tahun ilmu
masih sedikit, Al Qur'an tidak hapal, hadits bisa dihitung jari ... Dateng
liqo masih terlambat, kadang gak hadir tanpa kabar ... Sungguh malu melihat
keimanan yang terkikis gelombang ombak yang kecil, sedangkan di Mesir
sana tak goyah bak karang di hempas
gelombang..tegar menantang, cadas dan tajam menggariskan keteguhan,
namun diam tak bergeming diterpa gelombang tetap tenang..
Ustadz Rahmat Abdullah Allahuyarham pernah berkata bahwa tidak ada IM di Indonesia, yang ada hanya jamaah tarbiyah, mungkin memang sang Murobbi ini malu dengan standar kualitas kader di negeri ini, di Mesir sana sudah 80 tahun IM berjuang menegakkan kalimat tauhid, asam garam telah dirasakan, pahit getirnya kehidupan dijalani dengan tenang, syaikh Hasan Al Hudaiby menegaskan kader IM harus khatam Al Quran 3 hari sekali, bukan di bulan Ramadhan, bahkan di kurungan penjara yang dingin mencekam..Said Qutbh mencapai kegemilangan karya dalam lantai penjara yang usang dan kotor..saat ini pun masih ada kader IM yang sanggup mengkhatamkan Al Quran dalam 1 rakaat shalat, sang Presiden Mursi yang mulia..
Ada yang bilang cara IM salah, langkah kufur kau tempuh, ratusan nyawa melayang tak ada harganya dalam kekufuran..demokrasi bikinan yahudi hanya tipu menipu dan IM menjadi bagiannya ... Suara-suara itu bergema nyaring meneriakkan kebodohan IM, kau bodoh, kau tertipu, kau ternistakan..
Suara-suara yang nyaring namun sepi dari perjuangan, kering lisan dalam kalam, teriak paling lantang seakan pernah berpeluh berjuang, seakan paling mengerti tentang darah kesyahidan, padahal suara-suara itu datang jauh dari medan pertempuran, yang hanya bisa sembunyi dibalik fakta kehinaan tak pernah berkorban, kau bodohkan ummat Islam di Mesir seakan kau pernah bersimbah darah, seakan kau pernah melawan tank dengan batu, apache malawan kerikil, roket mainan sehari-hari ...
Ustadz Rahmat Abdullah Allahuyarham pernah berkata bahwa tidak ada IM di Indonesia, yang ada hanya jamaah tarbiyah, mungkin memang sang Murobbi ini malu dengan standar kualitas kader di negeri ini, di Mesir sana sudah 80 tahun IM berjuang menegakkan kalimat tauhid, asam garam telah dirasakan, pahit getirnya kehidupan dijalani dengan tenang, syaikh Hasan Al Hudaiby menegaskan kader IM harus khatam Al Quran 3 hari sekali, bukan di bulan Ramadhan, bahkan di kurungan penjara yang dingin mencekam..Said Qutbh mencapai kegemilangan karya dalam lantai penjara yang usang dan kotor..saat ini pun masih ada kader IM yang sanggup mengkhatamkan Al Quran dalam 1 rakaat shalat, sang Presiden Mursi yang mulia..
Ada yang bilang cara IM salah, langkah kufur kau tempuh, ratusan nyawa melayang tak ada harganya dalam kekufuran..demokrasi bikinan yahudi hanya tipu menipu dan IM menjadi bagiannya ... Suara-suara itu bergema nyaring meneriakkan kebodohan IM, kau bodoh, kau tertipu, kau ternistakan..
Suara-suara yang nyaring namun sepi dari perjuangan, kering lisan dalam kalam, teriak paling lantang seakan pernah berpeluh berjuang, seakan paling mengerti tentang darah kesyahidan, padahal suara-suara itu datang jauh dari medan pertempuran, yang hanya bisa sembunyi dibalik fakta kehinaan tak pernah berkorban, kau bodohkan ummat Islam di Mesir seakan kau pernah bersimbah darah, seakan kau pernah melawan tank dengan batu, apache malawan kerikil, roket mainan sehari-hari ...
Ikhwan, kau sungguh
mulia ... 80 tahun kau berjuang Alloh SWT menjadi saksi, bahwa dulu kau pernah
mencapai Tel Aviv untuk menikam jantung negara Yahudi, bahwa kau tak
pernah habis meski qiyadahmu diberondong peluru, meski tiang gantungan
menjadi kado terindah seumur hidupmu, kau tak pernah habis meski caci
maki manusia pandir dan bermulut besar mengolok platform amalmu, meski
kau di khianati berkali-kali oleh rezim kau tak pernah habis, mati
jasadmu namun dakwahmu kian hidup, kian menerangi kegelapan ummat yang
lama dalam penantian keadilan, dakwahmu kian mengancam kegelapan yang
sejatinya akan sirna dengan pancaran amal teguhmu, yang akan terang
dengan akhlaq kokohmu ...
Wahai IM, kau tak kalah, dan tak akan
pernah kalah, kau menangkan secara fair hati ummat Islam di Mesir,
konstitusi syariatmu menjadi dambaan ummat yang sudah lama tak mencicipi
keadilan ... kau sudah menang, hanya saja banyak yang iri dengan
kemenanganmu, banyak yang terancam dengan kepiawaianmu mengelola negara,
banyak yang terluka dengan pencapaianmu ...
Sungguh wahai IM
kau ajari kami seribu cara menegakkan kalimat Alloh, 80 tahun tak
bosannya dirimu berganti wujud, kau ajari kami yang miskin akan arti
kemenangan, bahwa kemenangan yang kalian raih hanya ada dua pilihan,
syahid atau Islam berjaya, kau ajari kami betapa murahnya kertas pemilu,
sejatinya mensejahterakan ummat lebih kau utamakan, demokrasi hanya kau
jadikan mainan dan kau berikan permainan yang cantik sehingga kau bisa
menangkan, kau dibantai karena keteguhanmu menciptakan permainan yang
Islami, bahwa bumi Mesir merindukan tumpahnya darah syuhada, kau memang
sudah paham hal ini, alangkah hinanya jika kami mengajari guru yang
lebih paham ilmunya, bahkan sebaliknya di sini kami iri padamu ... Di bulan
kemenangan kau menangkan segala pintu kemenangan, kami iri padamu
mudahnya mendapat bonus syurga di ladang yang sedang panen pahala, kami
iri padamu karena hati kami masih ciut dengan kematian, bagi kalian
kematian itu awal segala cinta yang kau pupuk di dunia, kau berjumpa
dengan Alloh dengan cara terindah di bulan terindah, ku yakin
malaikatpun tersenyum membawa ruh yang mati syahid, karena sejatinya
mereka akan berkata ... ... ...
"Selamat, sesungguhnya kalian telah menang!"
Oleh: -abu hanif-
Sabtu 3 Agustus 2013, Idul Fitri belum tiba.
Tetapi, takbir panjang telah bergelora di Maidan Rabiah Adawiyah.
Kumandang takbir dan yel-yel Islami yang menggetarkan jiwa itu dilakukan
pendukung Presiden Mursi usai menggagalkan militer yang berusaha
merebut Rabiah Adawiyah dan membubarkan demonstran. Pemerintah inkonstitusional bentukan kudeta melalui surat keputusan 31 Juli tentang dibolehkannya
menggunakan segala cara untuk membubarkan demonstrasi di Bundaran Masjid
Rabiah Adawiyah dan Nahdhah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar