CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 18 Januari 2013

AKU SAAT BANJIR JAKARTA 2013

23-25 Desember 2012 ..... Jakarta mulai tergenang banjir, walaupun tidak terlalu dalam, hanya beberapa CM - 1 M saja. Itupun hanya satu dua RW saja ........

31 Desember 2012 ..... Zikir Jalallah yang diselenggarakan di Monas oleh Majelis Rasulullah Saw pimpinan Habib Munzir Al Musawa berlangsung. Majelis Zikir yang lain juga melaksanakannya di tempat dan tema yang berbeda.... sangat sepi jika di bandingkan dengan yang di HI....

31 Desembar 2012 .... Pemda DKI Jakarta juga punya event, Jakarta Night Festival (JNF) namanya. Acara yang disebut-sebut sebagai kado tahun baru dari gubernur DKI Jakarta yang baru terpilih Joko Widodo untuk masyarakat DKI Jakarta berpusat di bunderan HI (Hotel Indonesia). 15 panggung didirikan, petasan serta kembang api dinyalakan, biaya untuk itu semua milyaran banyaknya.

1 Januari 2013 ... Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Unu Nurdin, menyatakan, volume sampah di Jakarta melonjak sekira 10 persen dari hari biasa. Hal itu disebabkan oleh acara Jakarta Night Festival (JNF) yang berlangsung pada pukul 21.00 WIB sampai dengan pukul 02.00 WIB dinihari tadi.

Mengenai pelonjakan jumlah sampah dari JNF, Unu memperkirakan volume sampah mencapai 600 ton. Namun demikian, Unu mengklaim sejak matahari mulai terbit kembali pada 1 Januari ini, sampah di sepanjang jalur JNF semalam, begitu juga dengan sampah di lokasi hiburan lainnya sudah bersih. 330 petugas kebersihan diturunkan untuk mengangkut sampah.

14 Januari 2013 .... Banjir kembali menggenangi Jakarta.

17 Januari 2013 .... Banjir Jakarta makin meluas dan dalam, bahkan daerah yang belum pernah terendam banjir, tahun ini terendam juga.

Hhhhmmmmm..... Aku hanya bisa tertegun...
Teringat wejangan seorang sahabat saat banjir pertama tanggal 24 Desember 2012 dan disambung tanggal 1 Januari 2013 via telepon...

Malam ini... Aku makin tertegun.... mataku menerawang jauh...
Aku baru saja melihat gambar yang mengingatkanku kepada sahabatku itu...
Sebuah foto yang di upload seseorang yang disertai tausiah dari Habib Muhammad Rizieq Syihab
“Setelah Sudirman - Thamrin diisi festival maksiat pada malam tahun baru, kini saatnya Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menyapu kotoran maksiatnya dengan banjir se-Jakarta. Masih mau beli musibah dengan maksiat apa lagi?”
---
Di masa Umar bin Khattab jika melihat musibah, beliau ra akan berkata:
"Maksiat apa yang telah kalian lakukan ?"

----------------------------------------------------------------------------------------------------

“Sesungguhnya para mubadzir (pemboros) itu adalah saudara-saudara dari setan. Dan setan itu adalah makhluk yang ingkar terhadap Rabb-nya.”
(Qs. Al Isra: 27)

Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (QS. Al-Ahazab [33]:67)

Telah diketahui semua orang bahwa perayaan tahun baru masehi bukanlah kebudayaan Islam. Bahkan kebudayaan ini berasal dari kebudayaan non muslim. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada ummatnya untuk, meninggalkan dan menjauhi perayaan-perayaan terutama yang berulang pada setiap tahunnya (’Ied) yang berasal dari non muslim. Dalam hadits yang shahih dari Anas bin Malik ra, dia berkata, saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, mereka memiliki dua hari besar untuk bermain-main. Lalu beliau bertanya, “Dua hari untuk apa ini?”
Mereka menjawab, “Dua hari di mana kami sering bermain-main di masa Jahiliyyah.”
Lantas beliau bersabda: “Sesungguhnya Alloh telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya: Iedul Adha dan Iedul Fithri.” (HR. Abu Dawud)

Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash ra, dia berkata, “Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.” (Lihat ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah hadits no. 3512)

Kemudian Alloh juga mengisyaratkan hal yang sama. Alloh Ta’ala menjelaskan ciri-ciri ‘Ibadur Rahman (hamba-hamba Alloh yang beriman):
نيذلاو ال نودهشي روزلا اذإو اورم وغللاب اورم امارك
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Qs. Al Furqan: 72)

Sebagian ulama seperti Rabi’ bin Annas rahimahullah menafsirkan روزلا (az zuur) pada ayat diatas dengan “hari-hari besar kaum musyrikin” (Lihat Mukhtashor Al Iqtidho‘)

Maka, sikap hamba-hamba Alloh yang beriman terhadap perayaan orang-orang non muslim adalah tidak mengikutinya, namun berlalu saja dengan penuh kemuliaan sebagai seorang muslim. Maka juga termasuk bentuk merayakan seperti menghadiri, atau minimal hanya membeli terompet saja untuk merayakannya, hal ini bertentangan dengan ayat diatas dan patut diragukan keimanannya.

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar