CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 26 Juli 2012

TOLAK KURMA PRODUKSI ISRAEL DI AMERIKA SERIKAT

Produk-produk Israel terus di boikot di berbagai negara, bahkan di negara-negara mayoritas non Muslim sekalipun. Bagi seorang Muslim, tidak membelanjakan uangnya untuk produk Israel menjadi suatu kewajiban. Karena ketika kita membeli produk Israel, maka uang yang kita belanjakan akan digunakan untuk memproduksi senjata untuk membunuh penduduk bahkan anak-anak Palestina yang sebagian besarnya hafidz Al Qur'an, juga untuk membiayai penghancuran Masjidil Aqsha yang merupakan salah satu tempat yang diberkahi Alloh SWT.

Seperti produk lainnya, kurma Israel juga di tolak di berbagai negara. Penolakan terhadap kurma Israel tidak hanya terjadi di Timur Tengah. Di AS, komunitas muslim meluncurkan kampanye nasional guna memboikot produk kurma Israel.

Organisasi Muslim Amerika untuk Palestina (AMP) memulai kampanye bertajuk "Ramadhan Dengan Kurma Keadilan" itu. "Sayangnya, banyak Muslim AS yang tidak sadar telah mengkonsumsi kurma produk Israel. Kurma yang ditanam Israel di tanah-tahah Tepi Barat yang direbut dari Palestina," papar Direktur Program Nasional AMP, Awad Hamdan kepada Alarabiya.net, Kamis (26/7).

Awad mengatakan kampanye ini bertujuan untuk menginformasikan Muslim AS terkait cara mengetahui produk Israel. Menurutnya, informasi ini sangat penting guna menjaga perasaan warga Palestina yang menderita akibat tindakan Israel tersebut. "Ramadhan merupakan momen yang tepat. Sebab, sebagian keluarga muslim biasa membeli kurma saat Ramadhan untuk sajian berbuka," kata dia.

Dalam kampanye itu, AMP mengingatkan konsumen untuk berhenti membeli kurma dengan merek Jordan River, Yordan River Bio-Tops dan Salomo King. "Ada baiknya, muslim AS membeli kurma yang diproduksi di California dan Arizona ketimbang kurma produksi Israel," kata Awad.

Menurut harian Haaretz Israel, produksi kurma itu diketahui mengeksploitasi buruh dan praktik kerja yang dipertanyakan. Mereka juga melaporkan, pekerja anak dipaksa untuk tinggal di kebun selama sembilan jam di bawa teriknya matahari. "Pemilik telah melakukan diskriminasi terhadap pekerja Palestina dengan membayar upah lebih rendah ketimbang pekerja Israel," tulis Haaretz.

Pemilik toko kelontong, dan juga pendukung kampanye, Jamil Morrar mengatakan keterlibatannya dalam kampanye karena dirinya sudah bertekad untuk tidak pernah menjual produk-produk Israel. "Ketika pelanggan bertanya soal itu, mereka lantas mengerti dan memahaminya," papar dia.

Sumber: republika.co.id

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar