CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 01 Mei 2010

SOLUSI SEDEKAH DAN KEUNTUNGANNYA


Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. DAN ORANG YANG DISEMPITKAN REZEKINYA, HENDAKLAH MEMBERI NAFKAH DARI HARTA YANG DIBERIKAN ALLOH KEPADANYA. Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Alloh berikan kepadanya. Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (Q.S. Ath Thalaaq [65] ayat 7)

Sempit rezeki yg disebut ayat itu macam-macam seperti resah, kesehatan yang kurang, masalah menumpuk, dll Nah perhatiin ayat diatas buat kita yg merasa rezeki kita sempit, justru bukalah (luaskanlah), lapangkanlah rezeki kita dengan BERSEDEKAH. Jangan malah kita tahan harta kita. Ibarat menggenggam pasir lautan ditangan kita, semakin kita genggam, eee malah semakin habis dia dari genggaman kita lantaran tumpah dari sela-sela jari tangan.

Insya Alloh, dengan sedekah, Alloh akan mengganti sedekah kita dengan 2x lipat, 10x lipat, 700x lipat atau mungkin bahkan lebih banyak dari itu.

Misalnya saja,
Kita sedekah 1000 maka balasannya dari Alloh adalah kalau ga jadi 2.000 ya 10.000 atau malah 700.000 bahkan bisa jadi lebih dari itu. Balasan Alloh pun tidak serta merta dalam wujud uang tunai, ada juga yang diberikan dalam wujud KESEHATAN, DAPET ANAK SHALEH/SHALEHAH, SELAMAT DARI BENCANA, AWET MUDA dll....

Hitungannya dari sini, juga Firman Alloh SWT berikut ini....

"Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Alloh dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya DUA KALI LIPAT. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Alloh Maha Melihat apa yang kamu perbuat. “
(Q.S. Al Baqarah [2] ayat 265)

"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) SEPULUH KALI LIPAT AMALNYA dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) “
(Q.S. Al An'aam [6] ayat 160)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan 7 bulir, pada tiap-tiap bulir 100 biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. “
(Q.S. Al Baqarah [2] ayat 261)
ayat ini (JIKA DITOTAL PAHALANYA 7x 100 = 700 KALI LIPAT)

Nah, tunggu apalagi ???!!
Ini real BISNIS, jika Anda mau berarti kita sedang melakukan bisnis dengan Dzat Yang Maha Benar Janji-Nya, Dzat Yang Tidak Akan Pernah Ingkar Dengan Janji-Nya, Dzat Yang Maha Kaya Raya di alam semesta ini.

So... turunin rezeki kita dengan sedekah. Buruaannn... jangan pake nanti-nanti, ini berita dari al Quran, yang bisa juga ini berarti PERINTAH ALLAH kepada hamba-Nya. Yang jelas ini ilmu bukan dari saya tapi dari Alloh sendiri.

Bukankah untuk mendapatkan seekor ikan, terkadang kita harus mancing duluan? Ya sudah, pancing aja rezeki kita dengan SEDEKAH.

Dari : Catatan Yusuf Mansur Network

DAKWAH KELUARGA HARUSLAH YANG UTAMA

Keluarga adalah obyek dakwah yang harus mendapat perhatian serius dari setiap muslimah. Bila untuk proyek-proyek dakwah lainnya perlu penyusunan proposal hingga detil langkah implementasinya, mengapa tidak dalam keluarga?
Sebagai unit sosial yang paling kecil, keluarga sangat menentukan warna dan corak anggota keluarga lainnya. Ia merupakan wadah pertama pembentukan sumber daya manusia dan dari keluargalah lahir generasi penerus yang akan meneruskan dakwah Islam sebagaimana cita-cita orangtuanya.

Proyek laboratorium peradaban
Husain Muhammad Yusuf dalam bukunya Ahdaf al-Usrah Fil Islam menjelaskan, keluarga adalah batu pertama dalam membangun negara. Menurutnya, sejauh mana keluarga dalam suatu negara memiliki kekuatan dan ditegakkan pada landasan nilai , maka sejauh itu pula negara tersebut memiliki kemuliaan dan gambaran moralitas dalam masyarakatnya.
Penghargaan Islam pada masalah-masalah keluarga sangatlah tinggi. Betapa tidak, keluarga adalah unit yang paling mendasar diantara unit-unit pembangunan alam semesta. Di antara fungsi besar dalam keluarga adalah edukatif (tarbiyah). Dari keluarga inilah segala sesuatu tentang pendidikan bermula. Apabila salah dalam pendidikan awalnya, maka peluang akan terjadinya berbagai penyimpangan pada anak akan semakin tinggi. Oleh kerena itu, pada dasarnya Islam menjadikan tarbiyah sebagai atensi yang dominan dalam kehidupan.

Abdul Ala' al-Maududi Ulama asal Pakistan, mengartikan kata tarbiyah sebagai mendidik dan memberikan perhatian.
Setidaknya ada empat unsur penting dalam pendidikan. Pertama, menjaga dan memelihara fitrah obyek didik. Kedua, mengembangkan bakat dan potensi obyek sesuai dengan kekhasannya masing-masing. Ketiga, mengarahkan potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Keempat, seluruh proses tersebut dilakukan secara bertahap. Keempat unsur tersebut menunjukan pentingnya pentingnya peran pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga akan membentuk karakter kepribadian anggotanya dan mewarnai masyarakatnya. Singkatnya keluarga merupakan laboratorium peradaban. Bagi muslimah, yang secara umum penanggungjawab utama dalam kehidupan keluarga, harus menyiapkan keseriusan dan kepurnaan program pengembangan dakwah keluarga.

Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Awlad Fil Islam, ada 7 macam pendidikan integratif, yang harus terintegrasikan secara sistemikdalam keluarga untuk mentarbiyah anggota keluarga untuk menjadi hamba Allah yang taat, yang mampu mengemban amanah dakwah ini. Ketujuh pendidikan tersebut adalah:
Pendidik iman merupakan pondasi yangt kokoh bagi semua bagian pendidikan. Pendidikan moral akan menjadi bingkai kehidupan manusia, setelah memiliki landasan kokoh berupa iman. Disaat budaya masyarakat menyebabkan degradasi moral, maka penguatan moralitas melalui pendidikan keluarga menjadi semakin signifikan manfaatnya.
Pendidikan psikis membentuk berbagai karakter positif kejiwaan seperti keberanian, kejujuran, kemandirian, kelembutan, sikap optimistik dan lain sebagainya.Karakter akan menjadi daya dorong manusia melakukan hal-hal terbaik bagi urusan dunia dan akhiratnya.
Pendidikan fisik tidak kalah penting. Dalam keluarga tumbuh kembang seorang anak terpantau. Gaya hidup sehat dapat dibangun dalam keluarga, seperti mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, serta berolahraga. Proses ini sangat penting dalam menyiapkan kekuatan fisik agar tubuh menjadi sehat dan kuat.
Pendidikan intelektual harus dilakukan dalam keluarga sejak dini. Karena peradaban masa depan umat akan tergantung pada kapasitas intelektual generasi muda.

Anggota keluarga harus memiliki kecerdasan yang memadai karena mereka akan bersaing dalam era globalisasi.
Peran sosial bermaksud menumbuhkan kepribadian sosial anggota keluarga agar mereka memiliki kemampuan bersosialisasi dan menebarkan kontribusi positif bagi upaya perbaikan masyarakat. Dalam hal ini menunbuhkan keterikatan hati anak-anak dengan mesjid adalah salah satu aspek yang perlu ditanamkan sejak dini. Sedangkan peran sosial saat ini telah terancam virus individualistikyang telah merasuki sebagian besar masyarakat.
Pendidikan seksual diperlukan untuk membangun kesadaran anggota keluarga terhadap peran dan tanggungjawabnya berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Selain pengajaran tentang kesadaran peran tersebut, juga perlu ditekankan tentang pengetahuan, sikap dan perilaku yang benar dalam permasalahan kesehatan reproduksi. Bukan hanya kepada anak perempuan tetapi juga kepada anak laki-laki.

Sedangkan pendidikan politik dalam keluarga diperlukan untuk membangun kesadaran dan membangun kemampuan anggota keluarga dalam menyikapi berbagai persoalan politik yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat.

Upaya yang dapat dilakukan seorang muslimah dalam menyusun proyek dalam keluarga:
1. Alokasikan waktu bersama suami untuk membangun rencana strategis keluarga, yang dibagi dalam tujuh proyek dakwah keluarga untuk jangka waktu lima tahun.

2. Buatlah turunan dari rencana tersebut untuk program tahunannya. Jangan lupa untuk menunjuk penanggungjawab setiap program. Sosialisasikanlah kepada pihak-pihak terkait , seperti pembantu, keluarga yang tinggal serumah.

3. Lakukan evaluasi dan masukan bagi perbaikan pelaksana program selanjutnya

(Sarah Handayani)

CINTA YANG TAK MAMPU DI BAYAR


Lutfia, bukan siapa-siapa. Tapi ia menjadi seseorang yang akan disebut namanya di Surga kelak oleh Yusuf, anak tercintanya. Dan ia akan menjadi satu-satunya yang direkomendasikan Yusuf, seandainya Allah memperkenankannya menyebut satu nama yang akan diajaknya tinggal di Surga, meski Lutfia sendiri nampaknya takkan membutuhkan bantuan anaknya, karena boleh jadi kunci surga kini telah digenggamnya.

Bagaimana tidak, selama dua hari Lutfia menggendong anaknya yang berusia belasan tahun mengelilingi Kota Makassar untuk mencari bantuan, sumbangan dan belas kasihan dari warga kota, mengumpulkan keping kebaikan dan mengais kedermawanan orang-orang yang dijumpainya, sekadar mendapatkan sejumlah uang untuk biaya operasi anaknya yang menderita cacat fisik dan psikis sejak lahir.

Tubuh Yusuf, anak tercintanya yang seberat lebih dari 40 kg tak membuat lelah kaki Lutfia, juga tak menghentikan langkahnya untuk terus menyusuri kota. Tangannya terlihat gemetar setiap menerima sumbangan dari orang-orang yang ditemuinya di jalan, sambil sesekali membetulkan posisi gendongan anaknya. Sementara Yusuf yang cacat, takkan pernah mengerti kenapa ibunya membawanya pergi berjalan kaki menempuh ribuan kilometer, menantang sengatan terik matahari, sekaligus ratusan kali menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering sekering air matanya yang tak lagi sanggup menetes.

Ribuan kilo sudah disusuri, jutaan orang sudah dijumpai, tak terbilang kalimat pinta yang terucap seraya menahan malu. Sungguh, sebuah perjuangan yang takkan pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di muka bumi ini kecuali seorang makhluk Tuhan bernama; Ibu. Ia tak sekadar menampuk beban seberat 40 kg, tak henti mengukur jalan sepanjang kota hingga batas tak bertepi, tetapi ia juga harus menyingkirkan rasa malunya dicap sebagai peminta-minta, sebuah predikat yang takkan pernah mau disandang siapapun. Tetapi semua dilakukannya demi cintanya kepada si buah hati, untuk melihat kesembuhan anak tercinta, tak peduli seberapa besar yang didapat.

Tidak, ia tak pernah berharap apa pun jika kelak anaknya sembuh. Ia tak pernah meminta anaknya membayar setiap tetes peluhnya yang berjatuhan di setiap jengkal tanah dan aspal yang dilaluinya, semua letih yang menderanya sepanjang jalan menyusuri kota. Ibu takkan memaksa anaknya mengobati luka di kakinya, tak mungkin juga si anak mengganti dengan seberapa pun uang yang ditawarkan untuk setiap hembusan nafasnya yang tak henti tersengal.

Lutfia, adalah contoh ibu yang boleh jadi semua malaikat di langit akan mengagungkan namanya, yang menjadi alasan tak terbantahkan ketika Rasulullah menyebut "ibu" sebagai orang yang menjadi urutan pertama hingga ketiga untuk dilayani, dihormati, dan tempat berbakti setiap anak. Lutfia, barangkali telah menggenggam satu kunci surga lantaran cinta dan pengorbanannya demi Yusuf, anak tercintanya. Bahkan mungkin senyum Allah dan para penghuni langit senantiasa mengiringi setiap hasta yang mampu dicapai ibu yang mengagumkan itu.

Sungguh, cintanya takkan pernah terbalas oleh siapapun, dengan apapun, dan kapanpun. Siapakah yang lebih memiliki cinta semacam itu selain ibu? Wallaahu 'a'lam