Sebagai unit sosial yang paling kecil, keluarga sangat menentukan warna dan corak anggota keluarga lainnya. Ia merupakan wadah pertama pembentukan sumber daya manusia dan dari keluargalah lahir generasi penerus yang akan meneruskan dakwah Islam sebagaimana cita-cita orangtuanya.
Proyek laboratorium peradaban
Husain Muhammad Yusuf dalam bukunya Ahdaf al-Usrah Fil Islam menjelaskan, keluarga adalah batu pertama dalam membangun negara. Menurutnya, sejauh mana keluarga dalam suatu negara memiliki kekuatan dan ditegakkan pada landasan nilai , maka sejauh itu pula negara tersebut memiliki kemuliaan dan gambaran moralitas dalam masyarakatnya.
Penghargaan Islam pada masalah-masalah keluarga sangatlah tinggi. Betapa tidak, keluarga adalah unit yang paling mendasar diantara unit-unit pembangunan alam semesta. Di antara fungsi besar dalam keluarga adalah edukatif (tarbiyah). Dari keluarga inilah segala sesuatu tentang pendidikan bermula. Apabila salah dalam pendidikan awalnya, maka peluang akan terjadinya berbagai penyimpangan pada anak akan semakin tinggi. Oleh kerena itu, pada dasarnya Islam menjadikan tarbiyah sebagai atensi yang dominan dalam kehidupan.
Abdul Ala' al-Maududi Ulama asal Pakistan, mengartikan kata tarbiyah sebagai mendidik dan memberikan perhatian.
Setidaknya ada empat unsur penting dalam pendidikan. Pertama, menjaga dan memelihara fitrah obyek didik. Kedua, mengembangkan bakat dan potensi obyek sesuai dengan kekhasannya masing-masing. Ketiga, mengarahkan potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Keempat, seluruh proses tersebut dilakukan secara bertahap. Keempat unsur tersebut menunjukan pentingnya pentingnya peran pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga akan membentuk karakter kepribadian anggotanya dan mewarnai masyarakatnya. Singkatnya keluarga merupakan laboratorium peradaban. Bagi muslimah, yang secara umum penanggungjawab utama dalam kehidupan keluarga, harus menyiapkan keseriusan dan kepurnaan program pengembangan dakwah keluarga.
Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Awlad Fil Islam, ada 7 macam pendidikan integratif, yang harus terintegrasikan secara sistemikdalam keluarga untuk mentarbiyah anggota keluarga untuk menjadi hamba Allah yang taat, yang mampu mengemban amanah dakwah ini. Ketujuh pendidikan tersebut adalah:
Pendidik iman merupakan pondasi yangt kokoh bagi semua bagian pendidikan. Pendidikan moral akan menjadi bingkai kehidupan manusia, setelah memiliki landasan kokoh berupa iman. Disaat budaya masyarakat menyebabkan degradasi moral, maka penguatan moralitas melalui pendidikan keluarga menjadi semakin signifikan manfaatnya.
Pendidikan psikis membentuk berbagai karakter positif kejiwaan seperti keberanian, kejujuran, kemandirian, kelembutan, sikap optimistik dan lain sebagainya.Karakter akan menjadi daya dorong manusia melakukan hal-hal terbaik bagi urusan dunia dan akhiratnya.
Pendidikan fisik tidak kalah penting. Dalam keluarga tumbuh kembang seorang anak terpantau. Gaya hidup sehat dapat dibangun dalam keluarga, seperti mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, serta berolahraga. Proses ini sangat penting dalam menyiapkan kekuatan fisik agar tubuh menjadi sehat dan kuat.
Pendidikan intelektual harus dilakukan dalam keluarga sejak dini. Karena peradaban masa depan umat akan tergantung pada kapasitas intelektual generasi muda.
Anggota keluarga harus memiliki kecerdasan yang memadai karena mereka akan bersaing dalam era globalisasi.
Peran sosial bermaksud menumbuhkan kepribadian sosial anggota keluarga agar mereka memiliki kemampuan bersosialisasi dan menebarkan kontribusi positif bagi upaya perbaikan masyarakat. Dalam hal ini menunbuhkan keterikatan hati anak-anak dengan mesjid adalah salah satu aspek yang perlu ditanamkan sejak dini. Sedangkan peran sosial saat ini telah terancam virus individualistikyang telah merasuki sebagian besar masyarakat.
Pendidikan seksual diperlukan untuk membangun kesadaran anggota keluarga terhadap peran dan tanggungjawabnya berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Selain pengajaran tentang kesadaran peran tersebut, juga perlu ditekankan tentang pengetahuan, sikap dan perilaku yang benar dalam permasalahan kesehatan reproduksi. Bukan hanya kepada anak perempuan tetapi juga kepada anak laki-laki.
Sedangkan pendidikan politik dalam keluarga diperlukan untuk membangun kesadaran dan membangun kemampuan anggota keluarga dalam menyikapi berbagai persoalan politik yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan seorang muslimah dalam menyusun proyek dalam keluarga:
1. Alokasikan waktu bersama suami untuk membangun rencana strategis keluarga, yang dibagi dalam tujuh proyek dakwah keluarga untuk jangka waktu lima tahun.
2. Buatlah turunan dari rencana tersebut untuk program tahunannya. Jangan lupa untuk menunjuk penanggungjawab setiap program. Sosialisasikanlah kepada pihak-pihak terkait , seperti pembantu, keluarga yang tinggal serumah.
3. Lakukan evaluasi dan masukan bagi perbaikan pelaksana program selanjutnya
(Sarah Handayani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar