Written by Shodiq Ramadhan
Di tengah kondisi umat manusia di dunia saat ini yang cukup memilukan, maka kita selaku umat Islam harus terus optimis menatap masa depan. Karena masa depan telah dijanjikan Allah akan datang untuk kemuliaan Islam dan umat mukmin di seluruh dunia. Suara nurani umat yang tertindas dan mendambakan pertolongan Rabb pemilik alam tentu akan dijawab-Nya.
Telah sama difahami bahwa tujuan Allah mengutus rosul-Nya Muhammad saw., sebagai pembawa rahmat bagi semesta Alam. Artinya ketika Dienul Islam itu ditegakan Allah untuk mengatur dan mewarnai dunia ini kemudian Dia menyertainya dengan mencabut kekuasaan para Fira’un dengan sistem batilnya, maka sesungguhnya hal tersebut merupakan kemenangan bagi seluruh umat manusia dan bukan hanya bagi umat mukmin. Pada masa itu nantinya akan muncul keadilan dan keselamatan yang sebenarnya. Bahkan alam pun akan bersahabat dan melayani manusia dengan sebaik–baiknya tanpa memunculkan bencananya. Semua itu suatu janji pasti yang dapat kita teliti ulang dalam kitab-Nya.
Namun ketika sebagian umat bertanya, apa dan dari mana akan kita lakukan sekarang dalam menyongsong janji tersebut. Sedangkan janji Allah bukanlah suatu “hadiah gratis” yang diberikan begitu saja kepada para pengkhayal yang berpangku tangan. Janji itu haruslah disongsong dengan mengubah keadaan diri menjadi lebih baik, sembari melaksanakan transaksi dengan Allah dengan menerima seruan-Nya sebagai anshorullah. Menjadi anshorullah artinya menyerahkan lahir bathin dan harta kita bagi “menolong” terwujudnya rencana Allah yaitu tegaknya Izzul Islam wal Muslimin dalam bentuk Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwah.
Dengan terus berupaya mengikhlaskan niat semata karena Allah, kemudian dengan terus menggali petunjuk dalam Al Qur'an dan Sunah Rasul-Nya yang shahih maka sejak tiga tahun lalu para Ulama yang tergabung dalam DPMU telah bermusyawarah dan berazzam dengan sungguh–sungguh untuk mengundang potensi Ulama yang berada di rumpun Melayu untuk bermudzakarah.
Adapun tajuk pertemuan yang digagas itu adalah “Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu” yang insya Allah akan digelar pada 27–31 Desember 2010 di Asrama haji Palembang, Sumatera Selatan.
Diharapkan potensi ulama di wilayah rumpun melayu meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Pattani, Brunai, Filipina, dan Timor Leste dapat hadir pada event tersebut. Pihak panitia telah mempersiapkan tempat dan akomodasi selama lima hari kegiatan untuk sekitar lima ratus undangan yang sudah disebar. Hingga berita ini diturunkan cukup banyak para calon peserta dari dalam negeri dan negara–negara tetangga yang telah mendaftarkan diri.
Adapun tujuan Mudzakarah Ulama ini antara lain, membangun kesepakatan Ulama Rumpun Melayu sebagai tapakan awal menuju mudzakarah Ulama Dunia. Kemudian memantapkan program dan langkah dunia Islam melalui pelaksanaan seminar, musyawarah, dan simposium.
Selanjutnya paling tidak tiga macam keluaran yang diharapkan dari Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu ini, pertama tercapai pernyataan dan kesepakatan bersama untuk melaksanakan Mudzakarah Ulama Dunia.
Kedua, terbentuknya Tim Penyusun Panitia Mudzakarah Ulama Dunia.
Ketiga, tersusunnya rumusan sebagai bahan menetapkan langkah–langkah operasional pelaksanaan Mudzakarah Ulama Dunia.
Dengan mengambil beberapa ittibar, diantaranya keadaan Bani Israil dahulu yang tertindas oleh penguasa lalim Jalut dengan sistemnya, dan mereka mendo’a kepada Allah untuk diberi pemimpin untuk mengatasi Jalut. Maka Allah mengabulkan dengan mengangkat Thalut yang berpenampilan sederhana namun beri Allah keluasan Ilmu dan fisik yang prima. Maka dari ribuan balatentara Thalut yang berhasil lolos ujian seleksi hanya berjumlah tiga ratusan namun mereka yang sedikit ini diberi Allah kemenangan gemilang terhadap musuh yang lebih banyak. Ini sebagai gambaran bahwa al ulama pilihan Allah tidaklah banyak, namun mereka memiliki bobot yang sepadan mengatasi musuh Allah yang jumlah berkali lipat.
Dimanakah gerangan ulama pilihan dan dambaan umat tersebut? Yaitu mereka dari kalangan laki–laki yang tidak terlena oleh urusan duniawiyah, yang tawajuh serta menjual dirinya lahir bathin dan hartanya kepada Allah semata. Umat sangat membutuhkan sosok yang dapat memandu mereka seperti Thalut tersebut.
Dengan tetap menghargai dan menghormati segala macam langkah yang telah ditempuh para ulama dan mujahid sejak tempo dulu dalam upaya mengangkat kemulian Islam dan umatnya, maka panitia Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu mengajak semua elemen umat Islam mendukung dengan kemampuannya dan mendo’akan bagi kelancaran pertemuan Ulama tersebut.
Yakinlah bahwa jika para Ulama yang berkumpul tentu yang dimusyawarahkan mereka adalah agenda menuju perbaikan, kedamaian dan keselamatan umat secara terpimpin dan terprogram rapi, insya Allah. Tentu bukanlah langkah–langkah sporadis yang akan membawa kerusakan dan ancaman bagi manusia.
Mari kita terus berlomba–lomba memacu diri dalam beramal kebajikan disertai hati yang ikhlas dan menepati tuntunan sunnah.
(suara islam online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar