CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 28 Mei 2014

KLARIFIKASI PROF DR KH DIN SYAMSUDDIN

Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, atau yang lebih kita kenal dengan nama Din Syamsuddin telah membantah pemberitaan yang membawa namanya dan PP Muhammadiyah mengenai Jokowi yang dimanipulasi oleh media pendukung jokowi.

Belakangan ini para pendukung jokowi kembali mengeluarkan berita yang dimanipulasi oleh mereka sendiri. Tempo, Detik, TribunNews, Kompas, Metro tv, (media-media pendukung jokowi) dan media pendukung jokowi lainnya yang pernah memuat berita yang menyatakan: Bahwa jokowi "Cara shalatnya bagus, bacaan Al Qur'annya pun panjang-panjang," ujar Prof. DR Din Syamsuddin bercerita di sela-sela mengomentari pidato politik jokowi di Tanwir Muhammadiyah, Kalimantan Selatan, Sabtu, 24 Mei 2014.
BERITA TERSEBUT TIDAKLAH BENAR.

KLARIFIKASI:
  1. Saat itu Jokowi menjadi Imam shalat Dzuhur di Masjid At Taqwa di kawasan Gedung PP Muhammadiyah pada Kamis siang 20 Maret 2014. Klarifikasi: Shalat Dzuhur merupakan shalat yang dilakukan secara lirih (alias tidak bersuara nyaring seperti shalat Maghrib, Isya dan Shubuh). Bagaimana mungkin bacaannya bisa dinilai bagus dan panjang-panjang, lha wong bacaannya tidak kedengeran.
  2. Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin tidak pernah mengatakan bahwa bacaan shalat jokowi bagus. Setiap tamu kehormatan yang berkunjung ke PP Muhammadiyyah selalu dipersilahkan oleh menjadi Imam Shalat sebagai penghormatan. Bukan berarti mendukung.
  3. "Khitah Muhammadiyah tidak mempunyai hubungan organisatoris dan struktural dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun," tegas Din kepada wartawan usai pertemuan dengan jokowi dan sejumlah tokoh di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014).
Din juga menegaskan Muhammadiyah secara kelembagaan tidak terlibat dalam politik praktis. Namun tak melarang warganya untuk memberikan pilihan politiknya.
"Yang kedua, Muhammadiyah tidak secara kelembagaan terlibat dalam politik kekuasaan, tapi memberi kebebasan pada warga Muhammadiyah," imbuh Din.
Lalu apakah Din akan mendoakan jokowi jadi presiden? "Kalau mendoakan itu kewajiban seorang muslim," kata Din.
Klarifikasi: Jawaban diatas merupakan jawaban seorang cendikiawan (diplomatis). Bukan jawaban dukungan.

.................................................
Semoga saja masyarakat umum khususnya kaum Muslim tidak tertipu oleh tipu daya mereka. Dari pemuatan berita duka cita yang mengatakan jika jokowi wafat yang ternyata dipasang oleh tim suksesnya sendiri sampai berita heboh tentang posko yang dikabarkan ludes terbakar (didramatisir juga dengan foto api yang menyala-nyala menghabiskan gedung), tapi ternyata dibakar orangnya sendiri, yang terbakar pun hanya 1X1meter di pojok depan posko. Sedangkan foto yang dipasang adalah kebakaran gedung PLN di daerah lain yang memang hangus terbakar.
HATI-HATI FITNAH DAN ADU DOMBA

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar