Suriah memasuki bulan Ramadhan sejak Rabu 10 Juli dalam keadaan terus
menerus dibombardir oleh pasukan rezim Basyar al-Assad dibantu oleh
milisi Syiah dari Lebanon, Iraq dan Iran. Bukan sekedar menteror,
membunuh, mengebom, merudal dan meroket, rezim Basyar al-Assad juga
membakari dan merusak kebun-kebun dan sawah-ladang milik warga. Itu
artinya, Ramadhan ini dan di waktu-waktu yang akan datang, terutama
menjelang musim dingin, bahaya kelaparan semakin mengancam kaum Muslimin
Suriah.
Praktik ‘bumi hangus’ ini sesuai dengan ancaman yang biasa dikeluarkan oleh kakitangan Basyar al-Assad, “(Pilih) Assad atau kami bakar Suriah!” Dalam bahasa ammiyah (dialek sehari-hari), para syabihah (kakitangan dan para pembunuh bayaran Basyar al-Assad) mengatakan, “Assad aw bidnahriq Suriah.”
Ditambah dengan kepungan-kepungan militer, terutama di kawasan Homs dan Mu’adhamiyyah yang menyebutkan putusnya semua jalur keluar masuk barang dan manusia, maka Ramadhan di Suriah sungguh menjadi ujian sangat besar bagi kaum Muslimin. Salah seorang warga di Homs menyebutkan, “Kami bukan berpuasa. Kami kelaparan.”
Praktik ‘bumi hangus’ ini sesuai dengan ancaman yang biasa dikeluarkan oleh kakitangan Basyar al-Assad, “(Pilih) Assad atau kami bakar Suriah!” Dalam bahasa ammiyah (dialek sehari-hari), para syabihah (kakitangan dan para pembunuh bayaran Basyar al-Assad) mengatakan, “Assad aw bidnahriq Suriah.”
Ditambah dengan kepungan-kepungan militer, terutama di kawasan Homs dan Mu’adhamiyyah yang menyebutkan putusnya semua jalur keluar masuk barang dan manusia, maka Ramadhan di Suriah sungguh menjadi ujian sangat besar bagi kaum Muslimin. Salah seorang warga di Homs menyebutkan, “Kami bukan berpuasa. Kami kelaparan.”
Kondisi Homs saat ini kritis. Para pejuang berusaha bertahan dengan
keterbatasan senjata yang mereka miliki sementara rezim Basyar al-Assad
terus menggempur dengan bantuan milisi-milisi Syiah dari luar Suriah.
Anak-anak diculik dan mayat mereka dikembalikan kepada orangtua mereka
dalam keadaan mutilasi sebagai teror agar mereka meninggalkan Homs.
Menurut salah seorang tweep, @LuisaZangh, saat ini Homs
terbagi menjadi 3 bagian. Kawasan pinggiran kota, kawasan kota yang
utama, dan kawasan yang dikepung. Sangat sulit bergerak dari satu titik
ke titik lain di propinsi dan kota Homs karena banyaknya checkpoint rezim Basyar al-Assad.
Sementara itu, Local Coordination Committees in Syria (LCCSy)
melaporkan, selama satu hari Rabu 1 Ramadhan 1434/10 Juli 2013 kemarin,
jatuh korban akibat keganasan rezim Basyar al-Assad sebanyak 93 orang.
Mereka yang syahid (Insya Allah) ini termasuk 13 orang yang disiksa
sampai mati, serta 6 wanita dan 3 anak. Sebanyak 40 syuhada ditemukan di
Damascus dan kawasan pinggirannya, 17 di Aleppo, 12 di Idlib, 8 di
Homs, 8 orang di Dara’a, 6 di Hama, 1 di Deir Ezzur dan 1 lagi di
Hasakah.
Angka 93 ini termasuk ‘rendah.’ Sudah dua setengah tahun Suriah menyaksikan syahidnya ratusan orang dalam sehari karena berbagai tindak kekerasan dan brutal rezim Basyar al-Assad termasuk pemerkosaan. (Sahabat Suriah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar