CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 10 September 2011

RAMADHAN BULAN PENUH BERKAH TELAH LEWAT, KITA TINGGAL MENUNGGU AZAB MENDEKAT

Kok gitu??? Mungkin itulah yang pertama ada di benak mereka yang membaca judul postingan kali ini. Yah, buat admin, di bulan Ramadhan tahun ini paling tidak ada 3 hal yang menyebabkan postingan kali ini berjudul seperti itu....

Yang Pertama:
Seperti kita ketahui Walisongo adalah para tokoh yang sudah menyebarkan Islam khususnya di pulau Jawa. Ribuan atau mungkin jutaan ummat muslim berziarah ke makam para walisongo setiap tahunnya. Itu bukan rahasia lagi, dan di bulan Ramadhan kemarin, sebuah televisi swasta menayangkan acara edisi khusus ziarah ke makam para Wali Alloh tersebut.

Sayangnya, para bintang tamu yang diundang (dan mereka adalah para wanita) memakai pakaian yang sangat ketat dan hanya menutup sebagian rambut mereka dengan kain. anehnya lagi para juru kunci makam para walisongo pun seakan tidak keberatan dengan hal itu.

Muslimah seperti ini meskipun mengenakan pakaian atau bahkan berjilbab menurut Rasulullah Saw dikategorikan sebagai telanjang.
“Dua golongan di antara penghuni neraka yang belum aku lihat keduanya: suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang yang cenderung dan mencenderungkan orang lain, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga. sesungguhnya aroma surga itu bisa tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim)

Ibnul Jauzi yang berpendapat bahwa berpakaian tapi telanjang ada tiga makna;
Pertama, wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya.
Kedua, wanita yang membuka sebagian aurat tubuhnya.
Ketiga, wanita yang mendapatkan nikmat Alloh namun tidak bersyukur kepada-Nya.

Menurut Imam An-Nawawi, berpakaian tapi telanjang mengandung beberapa arti.
Pertama, berpakaian atau dibungkus nikmat Alloh SWT telanjang dari bersyukur kepada-Nya.
Kedua, terbungkus pakaian tetapi telanjang dari perbuatan baik dan perhatian terhadap akhirat serta tidak berbuat taat.
Ketiga, mengenakan pakaian tetapi tampak sebagian auratnya;
Keempat, berpakaian tipis yang masih memperlihatkan warna kulit dan lekuk tubuhnya.

Jika berpakaian tapi jika ada sebagian aurat yang masih terbuka, lekuk tubuh jelas terlihat karena mengenakan pakaian ketat, atau anggota tubuh yang wajib ditutupi dan warna kulit nampak karena mengenakan pakaian tipis dan transparan berarti kita menyalahi aturan Alloh tujuan-Nya menurunkan pakaian, yang sama artinya kita berani menentang Alloh SWT

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raaf [7]:26)

Wahai saudariku! janganlah kalian mau ditipu oleh setan yang menyuruhmu untuk berpakaian tapi sesungguhnya telanjang! Jika engkau tidak mau dan tidak dapat ditipu oleh setan berarti engkau tidak menjadikan setan sebagai pemimpinmu.

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
(QS. Al-A’raaf [7]:27)


Wahai saudariku, kenapa engkau berpakaian tapi telanjang? Apa niat dan tujuanmu? Apakah karena ingin tampil trendy? Apakah karena ingin memamerkan anggota tubuh dan keindahan tubuhmu? Apakah ingin merasa modern dan tidak ingin dicap kolot dan ketinggalan jaman? Apakah karena takut tidak bisa mendapatkan dunia berupa pekerjaan atau materi?

Wahai saudariku, ketika engkau mendirikan shalat menghadap Alloh engkau berpakaian lebar dan panjang. Engkau tentu tidak berani berpakaian ketat dan pendek. Engkau tentu tidak berani menampakkan sebagian atau seluruh bagian auratmu, atau menampakkan bentuk lekuk-lekuk tubuhmu. Demikian juga halnya di dalam kehidupan sehari-hari di luar (selain) shalat, tentu engkau pasti tidak berani menentang Alloh dan Rasul-Nya. Engkau tahu dan paham, ajaran Islam termasuk cara berbusana tidak hanya diamalkan ketika shalat saja, tapi harus diamalkan dalam segala aktivitas kehidupan.

Wahai saudariku, jika engkau tercatat sebagai pelajar/mahasiswi sebuah lembaga pendidikan atau sebagai pegawai sebuah perusahaan tentu engkau mematuhi peraturan berbusana yang ada. Engkau pasti tidak berani menentang peraturan yang ada. Demikian juga halnya sebagai Muslimah, engkau tentu bersedia mematuhi peraturan yang ditetapkan agamamu.

Jika ada pertentangan antara peraturan di mana engkau belajar atau bekerja dengan peraturan agamamu, tentu engkau lebih memilih agamamu. JIka kebijakan pemimpin di tempat belajar atau bekerjamu bertentangan dengan aturan Tuhanmu, tentu engkau lebih takut kepada Tuhanmu dan lebih memilih aturan Tuhanmu. Engkau tahu dan sadar pemimpinmu bukanlah Tuhanmu, tidak mampu menyelamatkan dirimu dari azab di dunia dan di kampung akhirat. Engkau tahu dan sadar engkau tidak ingin ikut masuk neraka jika pemimpinmu masuk neraka. Jangan sampai kelak di akhirat engkau mengatakan kepada Alloh SWT perkataan sebagaimana termaktub dalam ayat berikut ini:

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (QS. Al-Ahazab [33]:67)

Wahai saudariku, Alloh lah yang memberimu pakaian. Maka bersyukurlah kepada-Nya. Bersyukur dengan cara mematuhi segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya termasuk dalam hal berbusana.

Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya….” (QS. An Nuur [24] : 31).

Menurut Ibnu Umar ra yang biasa nampak adalah wajah dan telapak tangan.
Hadits riwayat Aisyah ra, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah Saw dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah Saw berpaling darinya dan berkata :
“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

Menutupkan khumur(jilbab) ke dada.
“…. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada…” (QS. An Nuur [24] : 31).
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59).

Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang harus ditutup.

Tidak Tipis.
Hadits riwayat Aisyah ra, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah Saw dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah Saw berpaling darinya dan berkata :
“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

Wahai hamba-Ku, kamu semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya. (HR. Muslim)

Wahai saudariku! Takutlah peringatan nabimu. Beliau Saw memperingatkan wanita-wanita berpakaian tapi telanjang tidak akan bisa mencium bau surga dari jarak jauh. Mencium baunya saja tidak, apalagi masuk ke dalamnya.

Yang Kedua:
Ribuan jamaah Masjid Agung Malang menunda shalat Jum’at selama 20 menit demi menunggu kedatangan Ketua Umum salah satu partai yang akan menyumbang masjid 10 juta.
“Beliau sudah janji mau shalat di sini, karena itu kita tunggu,” kata Ketua Takmir Masjid Agung Kota Malang, Kamilun Muhtadin, Jumat (19/8/2011).

Ironinya, setelah ribuan jamaah yang berjubel hingga areal luar masjid itu menunggu selama 20 menit, yang ditunggu tak muncul juga. Akhirnya diputuskan menggelar shalat Jumat tanpa kehadiran sang tamu.

Begitu shalat selesai, tamu pun belum tiba. Akhirnya, takmir melanjutkan agenda tambahan untuk mengulur waktu sambil menunggu kedatangannya, dengan melaksanakan shalat ghaib untuk para pahlawan, yang diteruskan dengan membaca zikir. “Tadi kami olor dengan shalat ghaib, usai shalat Jumat. Karena masih juga belum datang, kami kemudian mengajak jamaah untuk membawa zikir. Untung di akhir pembacaan zikir, Pak Aburizal datang,” ujar Kamilun.

Dengan alasan adanya keterlambatan jadwal pesawat, akhirnya tamu pun datang.
Saat berpidato, Ical mengatakan tujuannya ke Kota Malang adalah untuk bersilaturahmi dengan warga Kota Malang. “Melalui silaturahmi, kita bisa saling bermaafan.”

MUI: Jangan Tunda Shalat karena Pejabat
Menanggapi insiden penundaan shalat itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar pengurus masjid tidak menunda shalat Jumat demi menunggu pejabat atau siapapun.
“Shalat Jumat itu waktunya sempit, jadi jangan ditunda-tunda. Pengurus masjid kalau sudah waktu shalat ya shalat saja,” kata Ketua MUI Ma’ruf Amin, Sabtu (20/8/2011).

Ma’ruf menjelaskan, selain shalat Jumat, shalat Magrib pun demikian. Sebaiknya shalat dengan waktu yang sempit ini dilaksanakan tepat waktu. “Siapapun pejabat yang ditunggu tidak boleh ditunda,” terang Ma’ruf.

Yang Ketiga:
Ramadhan kemarin, salah satu stasiun televisi swasta berniat memutar film "?" untuk merayakan hari ulang tahunnya. seperti yang kita ketahui, film "?" adalah film yang menimbulkan keresahan di masyarakat karena dianggap merusak ajaran Islam. Di bioskop saja pemutarannya di tunda karena ada protes dari MUI dan ormas-ormas Islam. Sangat aneh kalau stasiun tv swasta itu berniat menayangkan film tersebut, apalagi di bulan ramadhan.

Kabar terakhir yang saya dengar, FPI akan mendatangi stasiun tv tersebut. Sementara ada ormas lain yang akan melindungi stasiun tv tersebut. Semakin jelas kalau efek film "?" selain merusak ajaran Islam juga bisa mengadu domba ummat.
Na’udzubillah min dzalik!

Wallahu a’lam bishshawab.

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar