CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 28 Juni 2011

PERJALANAN ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

Pada suatu malam Nabi Muhammad Saw berada di Hijir Ismail dekat Ka'bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau Saw, kemudian turun Jibril, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulia sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: "Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati nabi Muhammad Saw kotor, tidak, justru beliau sudah diciptakan oleh Alloh dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Alloh SWT.

Kemudian Jibril mengeluarkan hati beliau yang mulia lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Alloh, lalu ditutup kembali oleh Jibril.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buraq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad Saw merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buraq sembari berkata: "Wahai buraq, tidakkah kamu merasa malu, demi Alloh tidak ada makhluk Alloh yang menaikimu yang lebih mulia daripada dia (Rasulullah)", mendengar ini buraq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya' yang menaiki buraq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa'ad, Jibril memegang sanggur di pelana buraq, sedang Mikail memegang tali kendali. (Mereka terus melaju, mengarungi alam Alloh SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan Rahmat-Nya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: "Turunlah disini dan shalatlah"
Setelah Beliau shalat, Jibril berkata: "Tahukah engkau di mana engkau shalat?"
"Tidak", jawab beliau
Jibril berkata: "Engkau telah shalat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana engkau akan berhijrah".

Kemudian buraq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: "Berhentilah dan turunlah, serta shalatlah di tempat ini!",
Setelah shalat dan kembali ke atas buraq, Jibril memberitahukan bahwa beliau shalat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa as bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.

Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad Saw turun di Thur Sina', sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa as berbicara dengan Alloh SWT, beliau pun shalat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan shalat disana.
Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: "Engkau telah shalat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa as bin Maryam".

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: "Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?" Kemudian Jibril memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau Saw bertanya: "Wahai Jibril, siapakah mereka itu?"
Jibril menjawab:" mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Alloh, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.

Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: "Wahai Jibril bau wangi apakah ini?"
"Ini adalah wanginya Masyithah, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya", jawab Jibril.
Masyithah adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: "Bismillah, celakalah Firaun"
mendengar ini anak Firaun bertanya: "Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?"
Masyithah menjawab: "Ya".
Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Firaun, dia berkata: "Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?",
Masyithah menjawab: "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh".
Mengetahui keteguhan iman Masyithah, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Alloh agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithah dan suaminya, justru dia berkata: "Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat".

Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithah dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: "Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar", kemudian dilemparlah dia dan anaknya.

Beliau juga diperlihatkan tentang 10 jenis siksaan yang menimpa wanita hingga Rasulullah Saw menangis setiap mengenangnya. Ringkasannya KLIK DI SINI

Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban shalat.

Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: "Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitu pula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya".


Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: "Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku", tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi yahudi. Begiu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya.
Walhamdulillah.

Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: "Wahai Muhammad lihatlah kepadaku", tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: "Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya engkau menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat".

Demikianlah perjalanan ditempuh oleh Nabi Muhammad Saw dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsha). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana. Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril, masing-masing shalat dua rakaat. Setelah itu sekejap mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Alloh SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershaf-shaf menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril memegang tangan Rasulullah Saw lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua shalat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya' dan Mursalin.

Setelah itu Rasulullah Saw merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: "Sungguh engkau telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika engkau memilih khamar niscaya umat engkau akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat".
Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya beliau melakukan mi'raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Khaliq-nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah shalat lima waktu.

Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Alloh SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulia ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemuliaan ibadah shalat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah shalat, Alloh memanggil hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad Saw ke hadirat-Nya untuk menerima perintah ini.

Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah Saw, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya: "Siapakah ini?"
Jibril menjawab: "Aku Jibril."
Malaikat itu bertanya lagi: "Siapakah yang bersamamu?"
Jibril menjawab: "Muhammad Saw."
Malaikat bertanya lagi: "Apakah beliau telah diutus (diperintah)?"
Jibril menjawab: "Benar".

Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata: "Selamat datang, semoga keselamatan menyertai engkau wahai saudara dan pemimpin, engkaulah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang".
Maka dibukalah pintu langit dunia ini.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam as dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Alloh menciptakannya. Nabi Saw bersalam kepadanya, Nabi Adam as menjawab salam beliau seraya berkata: "Selamat datang wahai anakku yang shaleh dan nabi yang shaleh".

Di kedua sisi Nabi Adam as terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam as adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.

Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba. Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka: "Makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau mengghibah".

Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau dan Jibril seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa as bin Maryam dan Nabi Yahya as bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.
Nabi Saw menyifati Nabi Isa as bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau‘Urwah bin Mas'ud ats Tsaqafi. Nabi menyalami keduanya dan dijawab salam beliau disertai sambutan: "Selamat datang wahai saudaraku yang shaleh dan nabi yang shaleh".

Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf as bin Ya'kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa as. Nabi berkomentar: "Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan". Dalam riwayat lain, beliau bersabda: "Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Alloh, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang".

Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris as. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.

Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin‘Imran as, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun as tampak umatnya sedang khusyu mendengarkan petuahnya.

Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa as dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: "Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab ".
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa as, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi Saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata:
"Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulianya manusia di sisi Alloh, padahal dia (Rasulullah Saw) lebih mulia di sisi Alloh daripada aku".
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa as, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: "Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku".

Kemudian Rasulullah Saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim as sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya. Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim as berpesan: "Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas".
Rasulullah bertanya: "Apakah tanaman surga itu?",
Nabi Ibrahim as menjawab: "(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil‘aliyyil ‘adziim".
Dalam riwayat lain beliau berkata: "Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar".

Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.

Kemudian beliau Saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan. Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.

Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Alloh SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Alloh, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihat-Nya dengan mata beliau yang mulia. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan All0h SWT.
Alloh berfirman: "Wahai Muhammad."
"Labbaik wahai Rabbku", sabda beliau.
"Mintalah sesuka hatimu", firman-Nya.
Nabi bersabda: "Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati".
Kemudian Alloh berfirman: "Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasih-Ku".
Dalam Shahih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: " ... kemudian Alloh mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 shalat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa as (di langit ke enam), lalu dia bertanya: "Apa yang telah Alloh wajibkan kepada umatmu?"
Aku menjawab: "50 shalat",
Musa berkata: "kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya",
Maka aku kembali kepada Alloh agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 shalat (jadi 45 shalat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: "Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Alloh".
Maka aku kembali lagi kepada Alloh, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Alloh sampai akhirnya Alloh berfirman: "Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 shalat sehari semalam, setiap satu shalat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 shalat".
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa as, namun tetap dia berkata: "Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan"
Maka aku katakan kepadanya: "Aku telah berkali-kali kembali kepada-Nya sampai aku malu kepada-Nya".

Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar. Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar ra, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.

Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad Saw, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya).

CATATAN:
1. Ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw yang diambil dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany ra, Mahaguru dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al Aydrus.
2. http://pesantren.or.id.42303.masterweb.net

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar