CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 08 Agustus 2010

JANNAH YANG ABADI

Kehidupan di dalam jannah adalah abadi, penuh dengan kesenangan dan kenikmatan. Allah SWT berfirman: “Masukilah jannah itu dengan aman, itulah hari kekekalan” (QS. Qaaf 34)

Penghuni jannah akan bertemu dengan ayah, suami, istri, para famili, dan para cucunya yang beramal shalih dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Para malaikat akan masuk dari segala penjuru dengan menyampaikan salam. Gambaran tersebut, sekilas ditunjukkan dalam firman-Nya: “(Itulah) Jannah ‘Adn, tempat mukim mereka, bersama orang-orang shalih dari para bapak, istri dan anak cucu mereka. Sementara itu, para malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu, (sambil berucap): ‘Sejahtera atas kalian seluruhnya karena kesabaran kalian’. Maka, alangkah baiknya tempat terakhir itu”. (QS. Ar-Ra’ad 23-24)

Tentang sifat-sifat jannah, Rasulullah saw bersabda dalam hadits shohih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah: “Siapa saja yang masuk jannah, maka ia pasti merasakan senang dan tidak pernah putus asa. Ia berpakaian yang tidak lepas, masa remaja yang tidak pernah pudar, matanya melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat sebelumnya, telinganya mendengar sesuatu yang tidak pernah didengar sebelumnya, dan hati manusia tidak pernah menghayalkan sesuatu hal yang ada sebelumnya”.
Saat itu manusia akan melihat Rabb- nya. Ini dinyatakan Rasulullah saw sebagai saat yang Maha Indah. Di dalam jannah berlimpah buah-buahan yang tidak putus-putusnya dan tidak pernah terhalang. Allah SWT berfirman: “Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak dilarang mengambilnya” (QS. Al-Waqi’ah 32-33)

Siksaan Jahannam (Neraka)
Tentang siksaan terhadap orang kafir dan dzalim di dalam jahanam, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang beriman, peliharalah diri dan keluargamu dari api jahannam yang bahan bakarnya adalah (tubuh) manusia dan bebatuan; penjaganya para malaikat yang kasar, keras, (dan) tidak (pernah) membantah kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahriim 6)

Sedangkan kedudukan orang-orang munafik, mereka akan berada di kerak/dasar jahannam yang paling bawah.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (tempat mereka) berada pada tingkatan yang paling bawah dari jahannam, dan kamu sekali-kali tidak mendapat seorang penolongpun bagi mereka” (QS An-Nisaa’ 145)

Allah SWT juga mengingatkan kepada manusia bahwa siksa jahannam amatlah pedih. “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, maka kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam jahannam. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain (baru) supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
(QS An Nisaa’ 56)

Adzab Jahannam adalah Siksaan Fisik (tidak hanya ruh) Dan Kenikmatan Jannah adalah Kesenangan Sempurna. Siksaan jahannam dan kenikmatan jannah adalah abadi dan kekal. Semua itu merupakan akibat perbuatan manusia di dunia. Semua dirasakan secara fisik, bukan secara roh. Tentang pendapat bahwa kenikmatan maupun siksaan pada kedua tempat tersebut dirasakan manusia dalam bentuk roh, maka pernyataan tersebut terbantah dengan memperhatikan firman Allah SWT: “Ketika (itu) belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret. (Kemudian mereka dimasukkan) ke dalam api yang sangat panas, lalu mereka dibakar di dalam api (yang menyala-nyala)” (QS Al Mukmin 71-72)

Begitu pula sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 35, Al Ma’aarij 15-16, dan Al Faathir 33.
Bagaimana mungkin siksaan yang disebutkan pada ayat-ayat Al-Qur’an tersebut bentuknya adalah siksaan yang bersifat ruh? Bahkan patut pula diketahui bahwa kehidupan akhirat tersebut mempunyai persamaan dengan kehidupan dunia, yaitu adanya perasaan, pengertian, kepuasan dan adanya makhluk (hewan dan tumbuhan) yang akan menemani kehidupan manusia di jannah.
Allah SWT berfirman: “(Dan) Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini” (QS Ath Thuur 22)

Rasulullah saw bersabda: “Ahli jannah makan dan minum di dalam jannah tetapi mereka tidak buang air besar, tidak buang ingus dan tidak kencing” (HR. Muslim dari Jabir ra)
Dari Nu’man bin Basyir ra, ia berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah bersabda: “Seringan-ringannya siksa pada Hari Kiamat ialah orang yang padanya diletakkan dua bara api di bawah tumitnya yang mampu mendidihkan otaknya. Pada saat itu ia merasa bahwa tidak seorangpun yang lebih berat siksaan yang diterimanya dibandingkan dengan orang lain. Padahal sesungguhnya itulah siksa seringan-ringannya” (HR. Bukhari Muslim)

Dampak Iman Kepada Hari Kiamat
Iman pada hari kiamat akan mampu mendorong setiap mukmin untuk berfikir sebelum melakukan tindakan. Sebab ia yakin bahwa semua amal perbuatannya akan dimintai pertanggungjawabannya dan ia menerima balasannya, baik atau buruk sesuai dengan perbuatannya itu. Allah SWT berfirman: ‘Siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, maka pasti ia melihat (balasan)nya, dan siapapun yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, juga pasti melihat (balasan)nya” (QS Al-Zalzalah 7-8)
Karena itu iman kepada hari akhir mempunyai dampak positif bagi kehidupan seseorang, yakni :
(a) Senantiasa menjaga diri untuk selalu taat kepada Allah SWT dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya karena takut siksaan kelak di kemudian hari.
(b) Menghibur dan mendorong untuk bersabar, bahwa kebahagiaan bagi mukmin yang belum diperolehnya di dunia akan diterimanya di kemudian hari. (lihat “Aqidah Ahlus Sunnah”, Muhammad Shalih,(terj. hal.89)

Catatan Amal Perbuatan Manusia
Iman kepada Hari Kiamat membawa konsekuensi logis untuk iman juga kepada adanya catatan amal perbuatan manusia. Setiap manusia akan menerimanya pada hari pembalasan itu. Allah SWT berfirman: “(Dan) Setiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami berikan kepadanya pada Hari Kiamat sebuah kitab (cacatan amal perbuatan) yang dijumpainya terbuka: ‘Bacalah kitabmu. Maka, Cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab’
(QS Al Israa’ 13-14)

Al Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang mukmin akan diberikan catatan amal perbuatan mereka melalui tangan kanannya dari depan, sedangkan orang-orang mukmin yang berdosa besar akan menerimanya melalui tangan kanannya tapi dari belakang. Hal itu akan berbeda terhadap orang-orang kafir. Mereka pasti menerima catatan amal perbuatannya melalui tangan kirinya. Kejadian ini digambarkan dengan jelas melalui firman Allah SWT pada ayat 19 sampai 37 surat Al-Haaqqah.
Bagi kaum muslimin, iman kepada Hari Kiamat sesungguhnya akan berdampak kuat bagi setiap amal perbuatannya. Mereka pasti berlomba-lomba menjalankan semua perintah Allah yakni syariat yang dibawa Rasul-Nya, Muhammad saw. yaitu Syariat Islam.
Hari Kiamat merupakan hari yang pasti datangnya. Seluruh manusia akan menemuinya, baik secara sukarela maupun terpaksa. Dan sesungguhnya siksaan maupun kenikmatan yang diterima setiap manusia merupakan akibat logis dari seluruh amal perbuatannya selama ia hidup di dunia.

Rahmat Fadli

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar