CHOOSE YOUR LANGUAGE:

CHOOSE YOUR LANGUAGE:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 09 Juni 2010

BELAJAR DARI ORANG KECIL


Suatu ketika Rasulullah saw sedang berdialog dengan beberapa tokoh Quraisy. Di antara mereka adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, Amar bin Hisyam atau Abu Jahal, Syaibah, Utbah, dan Ummayyah bin Khalaf. Mereka adalah tokoh-tokoh Quraisy yang disegani dan dihormati kaumnya saat itu.

Keadaan bangsa Arab yang kala itu menganut kultur paternalistik dan kekabilahan memang tak bisa dilepaskan dari pola-pola ketundukan dan kesetiaan individu sebagai tokoh panutan. Apabila sang tokoh dapat diajak masuk Islam oleh Rasulullah saw, maka anak buahnya akan berbondong mengikutinya.

Ketika Rasulullah saw sedang mengadakan dialog, tiba-tiba datang Abdullah bin Ummi Maktum, seorang sahabat yang ditakdirkan Allah SWT buta. "Wahai, Rasulullah saw, ajarkanlah kepadaku tentang Islam yang kau bawa," demikian kata Abdullah bin Ummi Maktum dengan penuh harap.

Kondisi Abdullah bin Ummi Maktum sangat sangat berbeda jauh dengan para tokoh Quraisy yang hadir saat itu. Hampir dari semua kategori ideal, ia bukanlah apa-apa di antara mereka. Para tokoh Quraisy saat itu berasal dari kalangan bangsawan juga mempunyai massa yang fanatik. Sementara Abdullah berasal dari kalangan akar rumput atau masyarakat bawah yang tidak mempunyai siapa dan apapun untuk dibanggakan.

"Wahai Rasulullah saw, tolong ajarkanlah padaku tentang Islam yang mulia." Demikian sekali lagi Abdullah bin Ummi Maktum memohon dengan penuh harap dan keinginan yang besar untuk mempelajari Islam. Dua kali permohonan dari Abdullah bin Ummi Maktum tak begitu diperhatikan Rasulullah saw. Beliau terus berdialog dengan para tokoh Quraisy.

Tak lama setelah peristiwa tersebut Rasulullah saw mendapat teguran dari Allah SWT melalui surat 'Abasa yang berarti bermuka masam atau cemberut. Surat ini menggambarkan secara jelas bagaimana teguran dari Allah SWT akibat tidak memperdulikan kedatangan Abdullah bin Ummi Maktum karena kebutaan dan posisinya sebagai rakyat biasa.

Setelah mendapat teguran dari Allah SWT tersebut, Rasulullah saw lebih menghargai Abdullah bin Ummi Maktum daripada sebelumnya. Bahkan, beliau sangat peduli karena Dia, Allah SWT menegurnya. Dalam banyak kesempatan setelah kejadian itu, beliau sering menyambut Abdullah bin Ummi Maktum secara khusus dengan ungkapan yang tak pernah beliau ucapkan pada sahabat yang lain. Setiap bertemu dengan Abdullah bin Ummi Maktum, beliau berkata, "Selamat datang wahai sahabat yang karenamu Alloh menegurku."

Wallahu 'alam...

BACA JUGA YANG INI:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar