Training yang dipandu oleh Agung Solihin, Rendy, dan Kurnia Setiya Putra diikuti 50 peserta (mahasiswa). Dalam trainingnya Agung Solihin menjelaskan visi, misi dan karakter yang harus dimiliki. Visi hidup kita adalah bertemu dengan Allah di surga dan misinya adalah Rahmatan Lil’alamin dengan panduan Rasulullah SAW. Sedangkan karakter yang dibangun adalah melalui shalat akan terbentuk nilai 7 Budi Utama (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli).
Dijelaskan QS Al Baqarah 2: 45-46, "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."
Peserta, Nur Fahmi Lathif mengatakan, MCB mengulang apa yang sudah kita dapat di training basic, disini dijelaskan visi misi kehidupan dan membangun karakter. Visinya adalah bertemu Allah di akhirat dan misinya hanya beribadah kepada Allah di semua aspek. MCB menjadikannya lebih berani dalam menghadapi ujian-ujian kehidupan, karena melalui ujian kita ditempa hingga mendapatkan karakter yang tangguh,kuat, dan tidak mudah putus asa.
Mahasiswa dari Universitas Indonusa Esa Unggul ini mencoba mengutip QS. Adz-Dzariyat (51:56), “Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.”
Wulandari yang juga peserta mengakui training MCB berbeda dengan sebelumnya. Training basic itu awal pengenalan keyakinan kepada Allah, sedangkan MCB lebih kepada visi misi hidup dan pembentukan karakter.
"Nyesel banget kalau gak ikut dan ini hal baru, beda banget sama training basic," himbau mahasiswi Universitas Mercu Buana ini.
Agung Solihin menjelaskan sabda Rasulullah, "Ujian adalah tarbiyah dari Allah untuk meningkatkan derajat hamba-Nya sebagai wujud kasih sayang-Nya. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu (HR Thabrani)."
KOMENTAR PESERTA
Trie Setiatmoko:
MCB lebih power full, karena membahas visi misi dan lebih cocok banget ke anak muda teman-teman mahasiswa. Mahasiswa Universitas Indonesia ini mengaku semakin memperjelas apa sebenarnya visi misi kita, jadi apa yang kita lakukan tidak ikut-ikutan teman.
"Visinya kelak akan berjumpa dengan Allah di surga. Misinya mengabdi kepada Allah, Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin sesuai dengan panduan Rasullulah. Jadi apa yang kita lakukan (mahasiswa) belajar di kampus dalam rangka menjalankan misi kita, jangan sampai keluar dari itu," ungkapnya yang juga sebagai Pejabat Sementara Ketua FOSMA 165 Jadetabek.
Pria yang akrab disapa Tiko ini tertarik ketika materi training membahas Sunan Kalijaga. Dengan sebuah metode yang dilakukannya dapat menyebarkan dakwah Islam di Indonesia. Makna yang terkandung ialah, "Telah datang islam, kita disuruh mensucikan diri kita selagi ada waktu, sebelum kita nanti menghadap Allah."
Ia berharap untuk menyebarkan nilai 165 kita harus lebih banyak melakukan sesuatu daripada berdiam diri. Tiko menghimbau, "Untuk bisa menjadi seorang pemuda yang pengen bener-bener ada perubahan ke depan, ya bentuklah karakternya. Pertama harus punya visi dan misi yang jelas, kemudian kita harus punya karakter yang tangguh untuk mewujudkan itu dan training MCB ini menjadi pemicu."
Annisa Diamanda:
Mahasiswi Universitas Trisakti ini merupakan salah satu peserta yang biasa aktif menjadi ATS (Alumni Training Support), kali ini ia menjadi peserta MCB. Peserta yang akrab disapa Manda ini mengaku banyak perubahan setelah mengenal ESQ. Bermula dari training basic ia mulai menyadari, sedikit demi sedikit ia merasakan ada perubahan. Setelah mengikuti training MCB ini benar-benar lebih mendalam materi yang diberikan.
Manda teringat ketika dahulu ujian SPMB pernah mengalami kegagalan. Kala itu Manda sudah berusaha keras, bahkan sudah mengadakan pengajian agar keinginanya lulus terpenuhi. Ternyata setelah mengetahui hasilnya tidak lulus ujian SPMB, ia sempat merasa kecewa dan tidak adil. Akhirnya dunia malam dijadikannya sebagai tempat pelariannya. Kala itu Ibunya yang melihat keadaanya, akhirnya Manda diajak mengikuti training ESQ basic. Setelah merasakan training, Manda merasa bersalah dan ingin segera bertobat. "Kalau mau melakukan sesuatu harus dipikirin dulu agar tidak melakukan kesalahan di masa lalu."
Sebelum mengikuti MCB, Manda sama sekali tidak memikirkan visi dan misi kehidupan, ia merasa menyesal jika hidup di dunia ini tidak mempunya visi misi, seperti tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas dan tidak ada artinya. "Setelah MCB aku memiliki visi mau membenarkan diri dulu, memperbaiki segala hal. Misinya mau meningkatkan ibadah seperti shalat dan aktif di ESQ."
Siti Komariah:
Di MCB ini menjadikan kita benar-benar khalifah yang membentuk suatu karakter kuat dan berani untuk tetap maju. Ia baru menyadari, ternyata selama ini visinya hidup di dunia adalah kembali bertemu Allah. Misi yang didapat adalah Rahmatan Lil’alamin apa pun yang kita lakukan adalah memohon ridho dan rahmat Allah.
"Ikutan MCB gamesnya banyak banget, banyak makna yang tersirat yang diambil dari game itu. Insya Allah kita keluar dari sini kita akan menjadi pribadi yang baru, tangguh, berani, siap menghadapi ujian yang ada," ungkap mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional ini.
Peserta yang akrab di sapa Kokom ini merupakan mahasiswa fakultas Kedokteran. Sebagai calon dokter, pelatihan ini memberikan makna tersendiri. Mulanya ia beranggapan, sebagai calon dokter, segala sesuatunya berjalan saja tanpa ada rencana yang jelas, ternyata setelah MCB semuanya itu harus direncanakan agar visi dan misi hidup kita berhasil. (tino - www.esqmagazine.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar